Sebuah Curhatan...
Ternyata begini senyum sumringah dari pria yang entah apa tujuan hidupnya di dunia. Ya, itu saya.
Menjadi anak kedua dalam keluarga, memang satu hal yang cukup menjadi beban dalam masa kecil saya. Sudah jarang dapat perhatian, tidak pintar pula.
Selama masa sekolah pun, nyatanya saya juga cukup brandal. Masuk sekolah menengah pertama di luar kota Jogja, kemudian melanjutkan tingkat atas di kejuruan swasta.
"Heeemm...walaupun begitu, itu tetap menjadi masa terindah bagi saya,"
Setelah lulus sekolah kejuruan pun, saya juga masih bingung mau kerja apa. Kerja ini dihina, kerja itu juga dicela.
Yasudah, terus orang tua nawarin saya untuk kuliah. Dua kali gagal masuk tes perguruan tinggi negeri, membuat saya ingin menyerah.
Alhamdudillah, saat itu ada kawan yang memberikan brosur kampus swasta. Berunding dengan orang tua, akhirnya mereka setuju juga.
Sebagai orang kampung, masuk kampus dengan notabene teman-teman orang punya emang agak kaget. Tapi dalam perjalanannya, mereka asyik juga.
Empat tahun belajar di kampus yang dua kali berpindah gedung, ternyata memang menyenangkan. Disitulah saya banyak dapat pengalaman serta teman dengan berbagai latar belakang.
"Disitu juga saya belajar organisasi, berbanding terbalik dengan masa sekolah. Dimana banyak waktu dihabiskan untuk mbolos, panggil BK sama suruh push up karena telat masuk,"
Tak sadar... waktu menimba ilmu dan memboroskan anggaran orang tua pun berlalu. Kini saatnya saya harus menghadapi kenyataan, kerja banting tulang, juga harus rela kulit kehitaman.
"Ya, itung-itung samabil nunggu mapan. Hahaha... ah cuma impian,"
Wah... ternyata menyenangkan nulis beginian. Intinya sih cuma ingin berpesan "jangan lupa makan."
Hehehe....
Komentar
Posting Komentar